Jawa Timur
Wujudkan Progam Sejuta UMKM,Yayasan Rajawali Unggul Berdaya Suport CFD Ngunut

TULUNGAGUNG – Antusiasme masyarakat Ngunut luar biasa, ribuan masyarakat memadati area car free day , wakil bupati Tulungagung Ahmad Baharudin SM mengapresiasi paguyuban pemuda – pemudi Wironaden Desa / Kecamatan Ngunut yang telah menggelar Car Free Day (CFD) di Kampung Krajan Lingkungan 10 Desa Ngunut, Minggu (22/06/2025).
Hal ini disampaikannya usai meninjau puluhan lapak pedagang yang berjualan di acara tersebut dan lomba mewarnai yang diikuti oleh anak – anak usia TK.
“Tentunya, kami dari Pemerintah Kabupaten Tulungagung sangat mengapresiasi kepada Pemerintah Kecamatan, Pemdes Ngunut, paguyuban pemuda – pemudi Wironaden dan semua pihak yang telah mensukseskan terselenggaranya acara CFD ini,” ucapnya.
Menurutnya, dengan adanya CFD ini diharapkan bisa dijadikan sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan pada segala bidang, baik secara ekonomi maupun sosial.
“Selain sebagai sarana warga masyarakat untuk olahraga pagi, kami juga berharap melalui CFD ini bisa digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui UMKM, sehingga perekonomian warga masyarakatpun juga bisa ikut meningkat,” harapnya.
Pihaknya menyebut, hal ini merupakan salah satu bagian dari visi misi Bupati dan Wakil Bupati Tulungagung Gatut Sunu – Baharudin yaitu untuk meningkatkan perekonomian di kabupaten Tulungagung.
“Event seperti ini nantinya kita harapkan tidak hanya di wilayah kota saja dan ini yang di Kecamatan Ngunut sudah mulai berjalan. Selanjutnya juga bisa dikembangkan di wilayah lain, seperti di wilayah Kecamatan Campurdarat atau wilayah Kecamatan lainnya,” tandasnya.
Ditempat yang sama Camat Ngunut Sutrisno juga menyampaikan event CFD diwilayahnya sudah kesekian kalinya diadakan dan merupakan wadah untuk mengembangkan usaha bagi para pelaku industri maupun UMKM.
“Ini merupakan salah satu wadah yang tepat untuk mengembangkan usaha bagi para pelaku industri dan UMKM yang ada di wilayah Kecamatan Ngunut,” katanya.
“Kedepannya, kegiatan seperti ini akan selalu kita dukung agar bisa lebih bermanfaat bagi warga masyarakat semisal dengan kegiatan pengecekan kesehatan gratis dengan menggandeng Puskesmas dan bazar sembako murah dari Dinas terkait,” ungkapnya.
Sementara itu Joko Ibrahim selaku Ketua Yayasan Rajawali Unggul Berdaya yang juga merupakan inisiator kegiatan CFD menyampaikan terimakasih kepada Wabup Baharudin yang telah hadir dan mendukung kegiatan CFD di wilayahnya.
Kegiatan CFD Ngunut akan dilaksanakan dua minggu sekali dan bilamana diperlukan akan seminggu sekali.
Menurutnya, kegiatan tersebut dilaksanakan untuk memberikan ruang bagi para pelaku usaha khususnya UMKM dan itu merupakan salah satu apa yang menjadi visi misi Bupati dan Wakil Bupati Tulungagung Gatut Sunu – Baharudin yaitu terkait peningkatan ekonomi warga masyarakat melalui pertumbuhan UMKM.
“Terimakasih kepada Pemkab Tulungagung dan jajarannya yang telah mendukung kegiatan ini. Program unggulan sejuta UMKM, bisa diwujudkan dengan acara semacam ini,
Kita akui memang belum bisa terakomodir secara keseluruhan dalam kegiatan ini, kedepannya kita akan kembangkan kegiatan ini secara lebih maksimal melalui event berikutnya agar UMKM dan industri perdagangan di Ngunut yang sudah terkenal ini bisa lebih meningkat lagi,” tuturnya.(Hur)
Berita
AKSI Simbolik AMTI : Tekankan Transparansi dan Cegah Represifitas APH di Tulungagung

Tulungagung,- Minggu 31 Agustus 2025 — Asosiasi Mahasiswa Tulungagung Indonesia (AMTI) menggelar aksi simbolik di Tugu Bundaran TT sebagai bentuk protes terhadap ketidakjelasan fungsi legislatif daerah, dugaan penyelewengan pajak, dan meningkatnya tindakan represif aparat terhadap warga yang menyuarakan pendapat.
Deskripsi Aksi
Puluhan mahasiswa turun ke jalan dengan membawa spanduk dan banner berisi pesan protes, seperti:
1. mempertanyakan fungsi DPRD dalam keberpihakan kebijakan kepada rakyat kecil
2. penjegahan penyelewengan pajak rakyat oleh pemerintah daerah Tulungagung
3. APH stop brutalisme dan menjamin perlindungan hak berpendapat di muka umum
AMTI menegaskan bahwa aksi ini merupakan bentuk kepedulian terhadap carut-marutnya pengelolaan kebijakan publik yang tidak berpihak pada rakyat kecil.
Aksi dilakukan secara damai tidak ada tindakan anarkis. Selain itu, Ketua AMTI Roy Wahid memberikan pernyataan sikap resmi yang berisi tuntutan pembebasan aktivis yang ditangkap, penghentian represi aparat, evaluasi kinerja PEMDA dan DPRD, transparansi anggaran, serta jaminan perlindungan hak konstitusional warga.
Begitupun juga telah disampaikan Koordinator aksi FR menegaskan bahwa tindakan represif dan tertutupnya pengelolaan anggaran daerah telah mencederai prinsip demokrasi dan keadilan sosial. AMTI menilai DPRD tidak menjalankan fungsi kontrolnya terhadap pemerintah daerah, sehingga berpotensi melanggengkan praktik penyalahgunaan wewenang dan pengabaian aspirasi masyarakat kecil.
“Ini bukan sekadar aksi, ini pengingat bahwa rakyat masih peduli dan menuntut keadilan kepada rakyat kecil” ujar ketua AMTI tambahnya.
Aksi simbolik ini juga diwarnai dengan duduk melingkar, sebagai simbol bahwa rakyat akan terus mengawal jalannya pemerintahan meskipun suara mereka kerap diabaikan. Spanduk dan poster yang dibawa peserta aksi menggambarkan keresahan yang selama ini dirasakan warga: soal pengelolaan pajak yang tak transparan, peran legislatif daerah yang tak kunjung jelas, dan mencegah aparat terhadap demonstrasi sipil.
Harapannya, gerakan ini akan terus berlanjut hingga ada tindak lanjut konkret dari pemerintah daerah. (Ok)
Berita
Tasyakuran Kemerdekaan RI Ke 80 Para Pengasuh Pesantren Meneguhkan NU Itu Pondok Pesantren Besar

Tulungagung,- Kemerdekaan Republik Indonesia yang delapan puluh diperingati oleh para pengasuh pondok pesantren di Kabupaten Tulungagung pada Selasa (26/8/2025). Mengambil tempat di Pondok Pesantren Al Hikmah Mlaten Kalangbret Kauman Tulungagung. Menurut pengasuh Pesantren Al Hikmah Mlaten, KH. Hadi Mahfudz bahwa tasyakuran kemerdekaan RI ke 80 dikemas dengan shilaturrahim para pengasuh pesantren di Tulungagung. Mereka tegak lurus pada intruksi PBNU nomer 3975. Yang telah hadlir adalah:
1. PPHM Sunan Pandanaran Ngunut
2. PP Alfattahiyyah Ngranti
3. PP Darul Falah Bendiljati
4. PP Darunnajah Bandung
5. PP Pampang Kamulyan Sambitan
6. PPHM Sunan Gunungjati Ngunut
7. PP Pesulukan Mojosari Kauman
8. PP Hidayatul Mubtadi’ien Ngunut
9. PP MIA Moyoketen
10. PP Ma’dinul Ulum Campurdarat
11. PP Jidarul Ummah Pakel
12. PP Putra Menara Al Fattah Mangunsari
13. PP Nurul Falah Boyolangu
14. PP Al Azhaar Kedungwaru
15. PP Al Falah Botoran
16. PP Subulussalam Plosokandang
17. PP Al Mahmud Gempolan
18. PP Al Fattah Podorejo
19. PP Miftahul Ulum Suruhan Lor
20. PP Miftahul Ulum Karangrejo
21. PP Darut Taqwa Beji Boyolangu
22. Yayasan Aswaja Besole
23. PP Al Istighotsah Panggungrejo
24. SMP Islam KH. Ahmad Bajuri PP Madu Campurdarat
25. PP Baitul Arifin Ketanon
26. PP La Tahzan Gondang
27. PP Al Falah Karangsari
28. PP Darul Hikmah Tawangsari
29. PPTQ Al Mannan Kauman
30. PPM Darul Akhwan Kendal- Gondang
31. PP.Darussyafaah Bulu besuki
32. PP. Ulumul Qur’an Plosokandang
33. pp Nurul Ulum Bendiljati Kulon
34. PP Afandi Wateskroyo Besuki
35. PPTIQ Al Fattah Tanggul Welahan Besuk
36. PP AL Hikmah Mlaten Kalangbret Kauman
37. PP. Nurul Ulum Sukoanyar
38. Yayasan Nurul Dlolam Tamban
39. PPHM Sukoanyar
40. PPTQ Darul Ilmi. Sembung
41. PP. Bustanul Furqon Blumbang Campurdarat
42. PP. Nuurul Qur’an, Sidorejo, Kauman,
43. Baiturrahman Balesono, Ngunut
44. LPI Al ishlah Kalituri Warung Boyolangu
Shilaturrahim berjalan lancar. Bersifat gayeng-gayengan. Tema dan pokok bahasannya seputar peran pengasuh pesantren dalam berkhidmad di NU.
Mereka berdiskusi dan berdedikasi jam’iyahnya. Tentang mengimplementasikan arahan pemimpin tertinggi, PBNU. Bagi mereka bermusyawarah untuk berkhidmah pada jam’iyah NU merupakan keberkahan. Dalam pengarahannya pada Selasa (26/8, Gus Hadi menasehati
“NU merupakan pondok pesantren besar sedangkan pondok pesantren merupakan NU kecil. Terkait hal tersebut maka para kyai pengasuh pondok pesantren dan para santri telah mengambil sikap dan jalan yang benar yaitu selalu bersikap tegak lurus mendukung garis garis dari PBNU.
Mengapa demikian? Karena dari dasar kesejarahan NU dibangun dan berdiri di atas pondasi pesantren,” nasehathya.
Di tempat yang sama, Pengasuh Pesantren Darus Salam Pampang Kamulyan Sambitan Pakel, Gus Thoha Maksum pada Selasa (26/8), menuturkan bahwa
PBNU merupakan rumah besar. Dan pondok-pondok merupakan tiang-tiangnya. Shilaturrahim ini merupakan khidmad para kyai dan santri untuk memilih sikap tegak lurus kepada arahan PBNU.
“Saya tegak lurus instruksi NU. Karena NU itu jalan para kyai,” tegas Gus Thoha.
Para kyai pesantren memandang bahwa NU bukan sekadar organisasi. Ia adalah gerakan ruhaniyah. Ia adalah rumah besar yang dibangun dari bilik-bilik pesantren. Dan pesantren bukan sekadar lembaga pendidikan. Ia adalah jantung peradaban. (Ok)
Berita
Tsalis dan 14 Murid MA Bina Insan Kamil Tuban, Tak Sekadar Bicara

Tuban,- Di tengah riuh rendah alun-alun Tuban yang hari itu dipenuhi tenda, panggung, dan anak-anak berseragam pada Jum’at (29/8/2025), ada satu video yang membuat Bupati Tuban berhenti sejenak. Ia menonton. Diam. Lalu tersenyum. Video itu bukan karya sineas profesional. Bukan pula hasil editing studio mahal. Tapi isinya mengguncang.
Video tersebut karya murid MA Sains Bina Insan Kamil Tuban. Ia bernama Tsalis Magistra Brilianti. Judulnya sangat sederhana, Stop Bullying.
Namun ada cara yang indah dalam menyampaikan pesan. Narasi jernih, visual yang menyentuh, dan keberanian yang tak biasa. Karya Tsalis dinobatkan sebagai juara terbaik dalam Festival Anak Berani Bicara 2025.
Ia menerima Piala Bupati Tuban. Di tengah sorak-sorai, Tsalis hanya menunduk. Mungkin malu. Mungkin terharu. MA Sains Bina Insan Kamil Tuban memberi hadiah untuk madrasah.
Teguh Pambudi Agung, kepala MA Sains BIK Tuban, berdiri di belakang Tsalis. Ia tidak banyak bicara. Tapi kalimatnya cukup, “Ini anugerah dari Alloh Ta’ala. Alloh Ta’ala menginginkan Ananda lebih banyak belajar. Tetap rendah hati. Lanjutkan untuk peduli. Berkarya untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya bullying.” nasehat tegus.
Teguh tidak datang sendiri. Ia membawa 14 murid lain yang juga menerima medali dari Bupati. Mereka bukan pemenang utama. Tapi mereka berani bicara. Dan itu sudah cukup.
Yang menarik, Teguh juga membawa enam karya literasi muridnya: tiga antologi puisi, satu cerpen, dan dua novel. Semua diserahkan langsung kepada Bupati. Tidak untuk dipamerkan. Tapi untuk dibaca. Untuk direnungkan.
Festival menjadi titik kumpul kebersamaan. Diselenggarakan oleh Forum Anak Kabupaten Tuban dan Forum PUSPA.
Di tempat terpisah, Ketua Umum Yayasan Bina Insan Kamil Tuban, KH. Imam Mawardi Ridlwan menuturkan ada adab dan akhlak di saat para murid mengangkat tema bullying.
“Para murid MA Sains Bina Insan Kamil Tuban semoga berakhlakul karimah,” tutupnya (Ok)
-
Berita1 bulan ago
Para Kyai Tulungagung Sepakati Waskita Sebagai Wadah Shilaturrahim Pengasuh Pesantren
-
Jawa Timur5 bulan ago
Mahasiswa di Tulungagung Tuntut Ketranparansian Pemerintah Dalam Pembangunan
-
Berita7 bulan ago
Surat Edaran Dianggap Merugikan Masyarakat Kecil, Yayasan Al Ghoibi Angkat Bicara
-
Jawa Timur5 bulan ago
Isu Dugaan Pungli di Lingkungan Pendidikan Tulungagung, SY; Itu Fitnah
-
Berita4 bulan ago
Menghidupkan Kecintaan Bonsai di Tengah Alam Tulungagung
-
Berita5 bulan ago
Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung Gelar Lomba Geguritan Dan Mocopat
-
Berita5 bulan ago
Diduga Disekap, Seorang Mantan Istri, Laporkan Dokter ke Polisi
-
Berita4 bulan ago
Grand Opening AG RAYA Internet Exchange Momen Penting untuk Meningkatkan Kualitas Akses Internet