Berita
Jurnalis Kapten Kepo dan Spirit Keingintahuan dalam Pemberitaan
Tulungagung – Jurnalis adalah profesi yang tak hanya memerlukan keterampilan menulis, tetapi juga jiwa keingintahuan yang tinggi. Di dunia jurnalisme, ada satu nama lagi yang telah mencolok: Kapten Kepo. Nama ini tidak hanya sekadar panggilan, melainkan identitas yang mencerminkan semangat dan dedikasi seorang jurnalis.
Kapten Kepo, sebuah istilah yang sering digunakan oleh rekan-rekannya di redaksi, Seolah telah mengisyaratkan jurnalis yang berstatus ‘kapten’ dalam hal kualitas investigasi dan keakuratan berita, dengan ‘kepo’ sebagai julukan untuk rasa ingin tahu yang berlebihan. Visi Kapten Kepo tidak hanya berfokus pada memberikan informasi. Dia berjuang keras untuk mendapatkan fakta yang mendalam dan tajam mengenai peristiwa yang diliput.
Pimpinan redaksi, Okky Anggoro Yunianto, pernah menekankan pentingnya sifat kepo ini. Dalam sebuah wawancara, Okky menyatakan bahwa keingintahuan adalah pendorong utama bagi jurnalis untuk menemukan kebenaran. “Dalam setiap berita yang kami sajikan,” katanya, “kreativitas dan rasa ingin tahu adalah tonggak utama kami. Kapten Kepo selalu bertanya, ‘Apa yang belum terungkap? Siapa yang bisa memberikan perspektif berbeda?’.”
Baginya, tidak ada ruang untuk berita yang setengah matang. Kapten Kepo menunjukkan bahwa keingintahuan berfungsi sebagai jembatan menuju pemahaman yang lebih baik. Melalui investigasi mendalam, dia menggali informasi dari berbagai sumber, bersikap skeptis terhadap kebenaran, dan berkomitmen untuk menyajikan berita yang akurat dan objektif. Dengan demikian, hasil kerja Kapten Kepo adalah berita yang tidak hanya tajam, tetapi juga terpercaya.
Kepala redaksi juga menambahkan, “Kepoin atau mencari tahu lebih dalam adalah esensi jurnalistik. Tanpa itu, kita hanya akan menjadi penyebar informasi yang dangkal.” Sebagai jurnalis, Kapten Kepo berusaha untuk membongkar lapisan-lapisan informasi, menggali cerita di balik berita, dan memberikan sudut pandang yang kaya kepada pembaca.
Oleh karena itu, metafora “Kapten” menjadi relevan. Seperti seorang kapten yang memimpin kapal melalui badai informasi, dia menjaga arah dan integritas berita. Dalam era informasi yang cepat ini, semangat keingintahuan yang tertanam dalam diri Kapten Kepo menjadi tolok ukur kualitas pemberitaan yang dihasilkan oleh timnya.
Sebagai penutup, Kapten Kepo bukan sekadar nama. Dia mewakili semangat jurnalisme yang bercita-cita tinggi dan komitmen untuk memberikan informasi yang benar. Melalui rasa nama seolah berpangkat kapten dan rasa kepo yang kuat, dia menciptakan jurnalisme yang berharga, berdampak, dan penuh makna. (Ok)